PAPER 10 : RELASI


RELASI
A.    Pengertian
       Relasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dapat diartikan sebagai hubungan , perhubungan , pertalian, atau pelayanan.
       Relasi dalam matematika adalah aturan yang menghubungkan setiap anggota himpunan A ke himpunan B. Dimana A disebut domain (daerah asal) dan B disebut kodomain (daerah kawan).
      Relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah hubungan yang memasangkan anggota-anggota himpunan A dengan anggota-anggota himpunan B. Dalam mengerjakan soal relasi dapat dikerjakan menggunakan tiga metode yaitu diagram panah, diagram cartesius, dan himpunan pasangan berurutan.
Contoh :
A= {Buyung, Doni, Vita, Putri}, B = {IPS, kesenian, keterampilan, olahraga, matematika, IPA, bahasa Inggris}, dan “pelajaran yang disukai” adalah relasi yang menghubungkan himpunan A ke himpunan B.
keterangan: Buyung suka IPS dan kesenian, Doni suka Ketrampilan dan Olahraga, Vita suka IPA, dan Putri suka Matematika dan Bahasa Inggris. Jawaban dengan tiga metode:
a. Dengan metode diagram panah
 
b. Dengan metode diagram Cartesius
c. Dengan metode himpunan pasangan berurutan
{(Buyung, IPS), (Buyung, kesenian), (Doni, keterampilan), (Doni, olahraga), (Vita, IPA), (Putri, matematika), (Putri, bahasa Inggris)}

B.     Sifat Relasi
   Relasi yang didefinisikan pada sebuah himpunan mempunyai beberapa sifat. Sifat-sifat tersebut antara lain :
1.      Refleksif (reflexive)
    Suatu relasi pada himpunan dinamakan bersifat refleksif jika (aa)  untuk setiap  A. Dengan kata lain, suatu relasi pada himpunan dikatakan tidak refleksif jika ada  sedemikian sehingga (aa)  R.

Contoh : Misalkan = {1, 2, 3, 4}, dan relasi adalah relasi ‘≤’ yang didefinisikan pada himpunan A, maka :
= {(1, 1), (1, 2), (1, 3), (1, 4), (2, 2), (2, 3), (2, 4), (3, 3), (3, 4), (4, 4)}
Terlihat bahwa (1, 1), (2, 2), (3, 3), (4, 4) merupakan unsur dari R. Dengan demikian dinamakan bersifat refleksif.

Contoh :
Misalkan = {2, 3, 4, 8, 9, 15}.
Jika kita definisikan relasi pada himpunan dengan aturan :
(ab)  jika faktor prima dari b
Perhatikan bahwa (4, 4)  .

Jadi, jelas bahwa tidak bersifat refleksif.
Sifat refleksif memberi beberapa ciri khas dalam penyajian suatu relasi, yaitu :
Relasi yang bersifat refleksif mempunyai matriks yang unsur diagonal utamanya semua bernilai 1, atau mii = 1, untuk = 1, 2, …, n,
Relasi yang bersifat refleksif jika disajikan dalam bentuk graf berarah maka pada grafik tersebut senantiasa ditemukan loop setiap simpulnya.

2.      Transitif (transitive)
      Suatu relasi pada himpunan dinamakan bersifat transitif jika (ab)  dan (bc)  R, maka (ac)  R, untuk ab, A.
Contoh :
Misalkan = { 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}, dan relasi didefinisikan oleh :
a R b jika dan hanya jika membagi b, dimana a, b  A,
Jawab :
Dengan memperhatikan definisi relasi pada himpunan A, maka :
= {(2, 2), (2, 4), (2, 6), (2, 8), (3, 3), (3, 6), (3, 9), (4, 4), (4, 8)}
Ketika (2, 4)  dan (4, 8)  terlihat bahwa (2, 8)  R.
Dengan demikian bersifat transitif.

Contoh :
merupakan relasi pada himpunan bilangan asli yang didefinisikan oleh :
= 5, a, b  A,
Jawab :
Dengan memperhatikan definisi relasi pada himpunan A, maka :
= {(1, 4), (4, 1), (2, 3), (3, 2) }
Perhatika bawa (1, 4)  dan (4, 1)  , tetapi (1, 1)  R.
Dengan demikian R tidak bersifat transitif.
Sifat transitif memberikan beberapa ciri khas dalam penyajian suatu relasi, yaitu : sifat transitif pada graf berarah ditunjukkan oleh :
Jika ada busur dari ke dan busur dari ke c, maka juga terdapat busur berarah dari ke c.
Pada saat menyajikan suatu relasi transitif dalam bentuk matriks, relasi transitif tidak mempunyai ciri khusus pada matriks representasinya

3.      Simetri (symmetric) dan Anti Simetri (antisymmetric)
   Suatu relasi pada himpunan dinamakan bersifat simetri jika (ab)  R, untuk setiap a A, maka (ba)  R. Suatu relasi pada himpunan dikatakan tidak simetri jika (ab)  sementara itu (ba)  R.
       Suatu relasi pada himpunan dikatakan anti simetri  jika untuk setiap a A, (ab)  dan (ba)  berlaku hanya jika b. Perhatikanlah bahwa istilah simetri dan anti simetri tidaklah berlawanan, karena suatu relasi dapat memiliki kedua sifat itu sekaligus. Namun, relasi tidak dapat memiliki kedua sifat tersebut sekaligus jika ia mengandung beberapa pasangan terurut berbentuk (ab) yang mana ≠ b.
Contoh :
Misalkan merupakan relasi pada sebuah himpunan Riil, yang dinyatakan oleh:
a R b jika dan hanya jika –  Z.
Periksa apakah relasi bersifat simetri !
Jawab :
Misalkan a R b maka (– b)  Z, Sementara itu jelas bahwa (– a)  Z.
Dengan demikian bersifat simetri.

Contoh :
Tunjukan bahwa relasi ‘≤’ merupakan pada himpunan Z. bersifat anti simetri
Jawab :
Jelas bahwa jika ≤ dan ≤ berarti b.
Jadi relasi ‘≤’ bersifat anti simetri.

Contoh :
Relasi “habis membagi” pada himpunan bilangan bulat asli merupakan contoh relasi yang tidak simetri karena jika habis membagi btidak habis membagi a, kecuali jika b. Sementara itu, relasi “habis membagi” merupakan relasi yang anti simetri karena jika habis membagi dan habis membagi maka b.
Contoh :
Misalkan relasi = {(1, 1), (2, 2), (3, 3) } maka relasi merupakan relasi yang simetri sekaligus relasi yang anti simetri.
Sifat simetri dan anti simetri memberikan beberapa ciri khas dalam penyajian berbentuk matriks maupun graf, yaitu :
Relasi yang bersifat simetri mempunyai matriks yang unsur-unsur di bawah diagonal utama merupakan pencerminan dari elemen-unsurdi atas diagonal utama, atau mij mji = 1, untuk = 1, 2, …, dan = 1, 2, …, adalah :
Relasi yang bersifat simetri, jika disajikan dalam bentuk graf berarah mempunyai ciri bahwa jika ada busur dari ke b, maka juga ada busur dari ke a.
Relasi yang bersifat anti simetri mempunyai matriks yang unsur mempunyai sifat yaitu jika mij = 1 dengan ≠ j, maka mji = 0. Dengan kata lain, matriks dari relasi anti simetri adalah jika salah satu dari mij = 0 atau mji = 0 bila ≠ :
sedangkan graf berarah dari relasi yang bersifat anti simetri mempunyai ciri bahwa tidak akan pernah ada dua busur dalam arah berlawanan antara dua simpul berbeda.
Misalkan, merupakan relasi dari himpunan ke himpunan BInvers dari relasi R, dilambangkan dengan R–1, adalah relasi dari himpunan ke himpunan yang didefinisikan oleh :
R–1 = {(ba) | (ab)  }
Contoh :
Misalkan = {2, 3, 4} dan = {2, 4, 8, 9, 15}.
Jika didefinisikan relasi dari ke yaitu :
(pq)  jika dan hanya jika habis membagi q
maka kita peroleh :
= {(2, 2), (2, 4), (4, 4), (2, 8), (4, 8), (3, 9), (3, 15)
R–1 merupakan invers dari relasi R, yaitu relasi dari ke yang berbentuk :
(qp)  R–1 jika adalah kelipatan dari p
sehingga diperoleh :
R–1 = {(2, 2), (4, 2), (4, 4), (8, 2), (8, 4), (9, 3), (15, 3) }
Jika adalah matriks yang menyajikan suatu relasi R,
maka matriks yang merepresentasikan relasi R–1, misalkan N, diperoleh dengan melakukan transpose terhadap matriks M.

C.    Macam-macam Relasi
1.     Relasi Biner  Adalah hasil kali 2 himpunan atau relasi yang menghubungkan 2 himpunan yang himpunan bagianya tidak kosong.
2.   Relasi ekuivalen Adalah relasi yang memenuhi (sifat relasi yaitu reflektif, simetris dan transitif.
3.  Relasi tolak parsial (poset) Adalah relasi yang memenuhi ( sifat relasi yaitu reflektif, transitif dan antisimetris.


Source :

Komentar