RELASI
A.
Pengertian
Relasi
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dapat diartikan sebagai hubungan ,
perhubungan , pertalian, atau pelayanan.
Relasi dalam matematika adalah aturan yang menghubungkan setiap anggota himpunan A ke himpunan B. Dimana A disebut domain (daerah asal) dan B disebut kodomain (daerah kawan).
Relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah hubungan yang memasangkan anggota-anggota himpunan A dengan anggota-anggota himpunan B. Dalam mengerjakan soal relasi dapat dikerjakan menggunakan tiga metode yaitu diagram panah, diagram cartesius, dan himpunan pasangan berurutan.
Contoh :
A= {Buyung, Doni, Vita, Putri}, B = {IPS, kesenian, keterampilan, olahraga, matematika, IPA, bahasa Inggris}, dan “pelajaran yang disukai” adalah relasi yang menghubungkan himpunan A ke himpunan B.
keterangan: Buyung suka IPS dan kesenian, Doni suka Ketrampilan dan Olahraga, Vita suka IPA, dan Putri suka Matematika dan Bahasa Inggris. Jawaban dengan tiga metode:
a. Dengan metode diagram panah

Relasi dalam matematika adalah aturan yang menghubungkan setiap anggota himpunan A ke himpunan B. Dimana A disebut domain (daerah asal) dan B disebut kodomain (daerah kawan).
Relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah hubungan yang memasangkan anggota-anggota himpunan A dengan anggota-anggota himpunan B. Dalam mengerjakan soal relasi dapat dikerjakan menggunakan tiga metode yaitu diagram panah, diagram cartesius, dan himpunan pasangan berurutan.
Contoh :
A= {Buyung, Doni, Vita, Putri}, B = {IPS, kesenian, keterampilan, olahraga, matematika, IPA, bahasa Inggris}, dan “pelajaran yang disukai” adalah relasi yang menghubungkan himpunan A ke himpunan B.
keterangan: Buyung suka IPS dan kesenian, Doni suka Ketrampilan dan Olahraga, Vita suka IPA, dan Putri suka Matematika dan Bahasa Inggris. Jawaban dengan tiga metode:
a. Dengan metode diagram panah


c.
Dengan metode himpunan pasangan berurutan
{(Buyung, IPS), (Buyung, kesenian), (Doni, keterampilan), (Doni, olahraga), (Vita, IPA), (Putri, matematika), (Putri, bahasa Inggris)}
{(Buyung, IPS), (Buyung, kesenian), (Doni, keterampilan), (Doni, olahraga), (Vita, IPA), (Putri, matematika), (Putri, bahasa Inggris)}
B.
Sifat
Relasi
Relasi
yang didefinisikan pada sebuah himpunan mempunyai beberapa sifat. Sifat-sifat
tersebut antara lain :
1.
Refleksif (reflexive)
Suatu
relasi R pada himpunan A dinamakan
bersifat refleksif jika (a, a) ∈ R untuk
setiap a ∈ A. Dengan kata lain, suatu relasi R pada
himpunan A dikatakan tidak refleksif jika ada a ∈ A sedemikian
sehingga (a, a) ∉ R.
Contoh : Misalkan A = {1,
2, 3, 4}, dan relasi R adalah relasi ‘≤’ yang didefinisikan
pada himpunan A, maka :
R = {(1, 1), (1, 2), (1, 3), (1, 4),
(2, 2), (2, 3), (2, 4), (3, 3), (3, 4), (4, 4)}
Terlihat bahwa (1, 1), (2, 2), (3,
3), (4, 4) merupakan unsur dari R. Dengan demikian R dinamakan
bersifat refleksif.
Contoh :
Misalkan A = {2, 3,
4, 8, 9, 15}.
Jika
kita definisikan relasi R pada himpunan A dengan
aturan :
(a, b)
∈ R jika a faktor
prima dari b
Perhatikan
bahwa (4, 4) ∉ R .
Jadi,
jelas bahwa R tidak bersifat refleksif.
Sifat
refleksif memberi beberapa ciri khas dalam penyajian suatu relasi, yaitu :
Relasi
yang bersifat refleksif mempunyai matriks yang unsur diagonal utamanya semua
bernilai 1, atau mii = 1, untuk i =
1, 2, …, n,
Relasi
yang bersifat refleksif jika disajikan dalam bentuk graf berarah maka pada grafik tersebut senantiasa ditemukan loop setiap simpulnya.
2.
Transitif (transitive)
Suatu relasi R pada
himpunan A dinamakan bersifat transitif jika
(a, b) ∈ R dan (b, c) ∈ R, maka (a, c)
∈ R, untuk a, b,c ∈ A.
Contoh :
Misalkan A = { 2,
3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}, dan relasi R didefinisikan oleh :
a R b jika dan hanya jika a membagi b,
dimana a, b ∈ A,
Jawab :
Dengan memperhatikan definisi
relasi R pada himpunan A, maka :
R = {(2, 2), (2, 4), (2, 6), (2, 8),
(3, 3), (3, 6), (3, 9), (4, 4), (4, 8)}
Ketika (2, 4) ∈ R dan (4, 8) ∈ R terlihat bahwa
(2, 8) ∈ R.
Dengan demikian R bersifat
transitif.
Contoh :
R merupakan relasi pada himpunan
bilangan asli N yang didefinisikan oleh :
R : a + b =
5, a, b ∈ A,
Jawab :
Dengan memperhatikan definisi
relasi R pada himpunan A, maka :
R = {(1, 4), (4, 1), (2, 3), (3, 2) }
Perhatika bawa (1, 4) ∈ R dan (4, 1) ∈ R , tetapi (1, 1) ∉ R.
Dengan demikian R
tidak bersifat transitif.
Sifat transitif memberikan beberapa
ciri khas dalam penyajian suatu relasi, yaitu : sifat transitif pada graf
berarah ditunjukkan oleh :
Jika ada busur dari a ke b dan
busur dari b ke c, maka juga terdapat busur
berarah dari a ke c.
Pada saat menyajikan suatu relasi
transitif dalam bentuk matriks, relasi transitif tidak mempunyai ciri khusus
pada matriks representasinya
3.
Simetri (symmetric) dan Anti
Simetri (antisymmetric)
Suatu relasi R pada
himpunan A dinamakan bersifat simetri jika (a, b)
∈ R, untuk setiap a, b ∈ A, maka (b, a)
∈ R. Suatu relasi R pada
himpunan A dikatakan tidak simetri jika (a, b)
∈ R sementara itu (b, a)
∉ R.
Suatu relasi R pada
himpunan A dikatakan anti simetri jika untuk
setiap a, b ∈ A, (a, b)
∈ R dan (b, a)
∈ R berlaku hanya
jika a = b. Perhatikanlah bahwa istilah simetri
dan anti simetri tidaklah berlawanan, karena suatu relasi dapat memiliki kedua
sifat itu sekaligus. Namun, relasi tidak dapat memiliki kedua sifat tersebut
sekaligus jika ia mengandung beberapa pasangan terurut berbentuk (a, b)
yang mana a ≠ b.
Contoh :
Misalkan R merupakan
relasi pada sebuah himpunan Riil, yang dinyatakan oleh:
a R b jika dan hanya jika a – b ∈ Z.
Periksa apakah relasi R bersifat
simetri !
Jawab :
Misalkan a R b maka
(a – b) ∈ Z, Sementara itu jelas
bahwa (b – a) ∈ Z.
Dengan demikian R bersifat
simetri.
Contoh
:
Tunjukan
bahwa relasi ‘≤’ merupakan pada himpunan Z. bersifat anti simetri
Jawab
:
Jelas
bahwa jika a ≤ b dan b ≤ a berarti a = b.
Jadi
relasi ‘≤’ bersifat anti simetri.
Contoh :
Relasi “habis membagi” pada himpunan
bilangan bulat asli N merupakan contoh relasi yang tidak
simetri karena jika a habis membagi b, b tidak
habis membagi a, kecuali jika a = b.
Sementara itu, relasi “habis membagi” merupakan relasi yang anti simetri karena
jika a habis membagi b dan b habis
membagi a maka a = b.
Contoh :
Misalkan relasi R =
{(1, 1), (2, 2), (3, 3) } maka relasi R merupakan relasi yang
simetri sekaligus relasi yang anti simetri.
Sifat simetri dan anti simetri
memberikan beberapa ciri khas dalam penyajian berbentuk matriks maupun graf,
yaitu :
Relasi yang bersifat simetri
mempunyai matriks yang unsur-unsur di bawah diagonal utama merupakan pencerminan
dari elemen-unsurdi atas diagonal utama, atau mij = mji =
1, untuk i = 1, 2, …, n dan j =
1, 2, …, n adalah :
Relasi yang bersifat simetri, jika
disajikan dalam bentuk graf berarah mempunyai ciri bahwa jika ada busur
dari a ke b, maka juga ada busur dari b ke a.
Relasi yang bersifat anti simetri
mempunyai matriks yang unsur mempunyai sifat yaitu jika mij =
1 dengan i ≠ j, maka mji =
0. Dengan kata lain, matriks dari relasi anti simetri adalah jika salah satu
dari mij = 0 atau mji =
0 bila i ≠ j :
sedangkan graf berarah dari relasi
yang bersifat anti simetri mempunyai ciri bahwa tidak akan pernah ada dua busur
dalam arah berlawanan antara dua simpul berbeda.
Misalkan, R merupakan
relasi dari himpunan A ke himpunan B. Invers
dari relasi R, dilambangkan dengan R–1,
adalah relasi dari himpunan B ke himpunan A yang
didefinisikan oleh :
R–1 = {(b, a) | (a, b)
∈ R }
Contoh :
Misalkan P = {2, 3,
4} dan Q = {2, 4, 8, 9, 15}.
Jika didefinisikan relasi R dari P ke Q yaitu
:
(p, q) ∈ R jika dan hanya
jika p habis membagi q
maka kita peroleh :
R = {(2, 2), (2, 4), (4, 4), (2, 8),
(4, 8), (3, 9), (3, 15)
R–1 merupakan invers dari
relasi R, yaitu relasi dari Q ke P yang
berbentuk :
(q, p) ∈ R–1 jika q adalah
kelipatan dari p
sehingga diperoleh :
R–1 = {(2, 2), (4, 2), (4, 4), (8, 2),
(8, 4), (9, 3), (15, 3) }
Jika M adalah
matriks yang menyajikan suatu relasi R,
maka matriks yang merepresentasikan
relasi R–1, misalkan N, diperoleh dengan
melakukan transpose terhadap matriks M.
C.
Macam-macam
Relasi
1. Relasi
Biner Adalah hasil kali 2 himpunan atau relasi yang menghubungkan 2
himpunan yang himpunan bagianya tidak kosong.
2. Relasi
ekuivalen Adalah relasi yang memenuhi (sifat relasi yaitu reflektif,
simetris dan transitif.
3. Relasi
tolak parsial (poset) Adalah relasi yang memenuhi ( sifat relasi yaitu
reflektif, transitif dan antisimetris.
Source
:
Komentar
Posting Komentar