PAPER 13: LOGIKA


LOGIKA


A.    PENGERTIAN LOGIKA
            Secara etimologis, logika adalah istilah yang dibentuk dari kata logikos yang berasal dari kata benda logos. Kata logos, berarti sesuatu yang diutarakan, suatu pertimbangan akal (pikiran), kata, percakapan, atau ungkapan lewat bahasa. Kata logikos, berarti mengenal kata, mengenai percakapan atau yang berkenaan dengan ungkapan lewat bahasa. Dalam bahasa Arab dikenal dengan kata ‘Mantiq’ yang artinya berucap atau berkata. Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa logika adalah suatu pertimbangan akal atau pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa.
         Logika berasal dari kata Yunani kuno λόγος (logos) yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Logika adalah salah satu cabang filsafat.
         Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme (Latin:logica scientia) atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur.
         Ilmu disini mengacu pada kemampuan rasional untuk mengetahui dan kecakapan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan ke dalam tindakan. Kata logis yang dipergunakan tersebut bisa juga diartikan dengan masuk akal.
        Menurut Mundiri dalam bukunya tersebut Logika didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari metode dan hukum-hukum yang digunakan untuk membedakan penalaran yang betul dari penalaran yang salah (diambil dari definisi Irving M. Copi). Sedangkan Poespoprojo menuliskannya sebagai ilmu dan kecakapan menalar, berpikir dengan tepat ( the science and art of correct thinking ). Olson tidak membahas mengenai logika dan ilmu menalar sama sekali.
       Logika adalah ilmu pengetahuan dan keterampilan berpikir lurus. Tt, (1999 :71)
Ø  Logika adalah suatau pertimbangan akal atau pikiran yang diatur lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Jan Hendrik Rapar, (1996 : 5)
Ø  Logika adalah ilmu dan kecakapan menalar, berpikir dengan tepat.W. Poespoprodjo, Ek. T. Gilarso. (2006: 13)
Ø  Logika adalah suatu metode atau teknik yang diciptakan untuk meneliti ketepatan nenalar. Soekadijo, (1983-1994: 3)
Ø  Aristoteles : logika adalah ajaran tentang berpikir yang secara ilmiah membicarakan bentuk pikiran itu sendiri dan hukum-hukum yang menguasai pikiran.(Harun, 1980) Surajiyo, Sugeng Astanto, Sri Andiani(…..:10)
Ø  William Alston : logika adalah studi tentang penyimpulan, secara lebih ceramat usaha untuk mennetapkan ukuran-ukuran guna memisahkan penyimpulan yang sah dan tidak sah.Surajiyo, Sugeng Astanto, Sri Andiani(…..: 9)

B.     Tempat Logika dalam Peta Ilmu Pengetahuan
Aristoteles (384-322 SM) membagi ilmu pengetahuan ke dalam tiga kelas atau tiga kelompok sebagai berikut :
1. Filsafat Spekulatif atau Filsafat Teorites, yang bersifat objektif dan bertujuan pengetahuan demi pengetahuan itu sendiri. Kelompok ini terdiri dari atas fisika, metafisila, biopsikologi, dan teologia.
2.   Filsafat Praktika, yang member pedoman bagi tingkah laku manusia. Kelompok ini terdiri atas etika dan politik.
3.  Filsafat Produktif, yang membimbing manusia menjadi produktif lewat ketrampilan khusus. Kelompok ini terdiri dari atas kritik sastra, retrotika, dan estetika.

C.    Logika Tradisional dan Logika Modern
     Logika modern atau logika simbolik, Karena menggunakan tanda-tanda atau simbol-simbol matematik, hanya sanggup membahas hubungan antara tanda-tanda itu, padahal realitas tak mungkin dapat ditangkap sepenuhnya dan setepat-tepatnya oleh simbol-simbol matematik.
     Logika tradisoinal membahas dan mempersoalkan definisi, konsep, dan term menurut struktur, susunan dan nuansanya, serta seluk-beluk penalaran untuk memperoleh kebenaran yang lebih susuai dengan realitas.

D.    Kegunaan Logika
Ada empat kegunaaan logika, yaitu :
1.      Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tepat, tertib, metodis, dan koheren.
2.      Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.
3.  Menambah kecerdasa dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan   mandiri.
4.      Meningkatkan cinta akan keberanian dan menghindari kekeliruan kesesatan.

E.     Logika Sebagai Ilmu Pengetahuan
      Logika merupakan sebuah ilmu pengetahuan dimana obyek materialnya adalah berpikir (khususnya penalaran/proses penalaran) dan obyek formal logika adalah berpikir/penalaran yang ditinjau dari segi ketepatannya.

F.     Logika Sebagai Cabang Filsafat
     Logika adalah sebuah cabang filsafat yang praktis. Praktis disini berarti logika dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Logika lahir bersama-sama dengan lahirnya filsafat di Yunani. Dalam usaha untuk memasarkan pikiran-pikirannya serta pendapat-pendapatnya, filsuf-filsuf Yunani kuno tidak jarang mencoba membantah pikiran yang lain dengan menunjukkan kesesatan penalarannya.
     Logika digunakan untuk melakukan pembuktian. Logika mengatakan yang bentuk inferensi yang berlaku dan yang tidak. Secara tradisional, logika dipelajari sebagai cabang filosofi, tetapi juga bisa dianggap sebagai cabang matematika. logika tidak bisa dihindarkan dalam proses hidup mencari kebenaran

G.    Dasar-dasar Logika
  Konsep bentuk logis adalah inti dari logika. Konsep itu menyatakan bahwa kesahihan (validitas) sebuah argumen ditentukan oleh bentuk logisnya, bukan oleh isinya. Dalam hal ini logika menjadi alat untuk menganalisis argumen, yakni hubungan antara kesimpulan dan bukti atau bukti-bukti yang diberikan (premis). Logika silogistik tradisional Aristoteles dan logika simbolik modern adalah contoh-contoh dari logika formal.
       Dasar penalaran dalam logika ada dua, yakni deduktif dan induktif. Penalaran deduktif—kadang disebut logika deduktif—adalah penalaran yang membangun atau mengevaluasi argumen deduktif. Argumen dinyatakan deduktif jika kebenaran dari kesimpulan ditarik atau merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya.
Argumen deduktif dinyatakan valid atau tidak valid, bukan benar atau salah. Sebuah argumen deduktif dinyatakan valid jika dan hanya jika kesimpulannya merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya.
Contoh argumen deduktif:
1.      Setiap mamalia punya sebuah jantung
2.      Semua kuda adalah mamalia
3.      Setiap kuda punya sebuah jantung
Penalaran induktif—kadang disebut logika induktif—adalah penalaran yang berangkat dari serangkaian fakta-fakta khusus untuk mencapai kesimpulan umum.
Contoh argumen induktif:
      1.    Kuda Sumba punya sebuah jantung
      2.    Kuda Australia punya sebuah jantung
      3.    Kuda Amerika punya sebuah jantung
      4.     Kuda Inggris punya sebuah jantung
      5.      
      6.    Setiap kuda punya sebuah jantung

Tabel di bawah ini menunjukkan beberapa ciri utama yang membedakan penalaran induktif dan deduktif.

Deduktif
Induktif
Jika semua premis benar maka kesimpulan pasti benar
Jika premis benar, kesimpulan mungkin benar, tapi tak pasti benar.
Semua informasi atau fakta pada kesimpulan sudah ada, sekurangnya secara implisit, dalam premis.
Kesimpulan memuat informasi yang tak ada, bahkan secara implisit, dalam premis.



Source :


Komentar